Sabtu, 21 Mei 2011

Postman From Heaven (CERPEN)

 
Postman From Heaven

Semua orang menyayanginya, semua orang menyukainya, semua orang mendekatinya. Kata orang dia perempuan yang sempurna, itu memang benar. Sifatnya bagai warna yang terpancar pada pelangi yang bersinar, biasa disingkat MEJIKUHIBINIU.
            Merah menggambarkan dirinya yang berani menghadapi apapun, bertanggung jawab dalam perbuatannya, mandiri dalam hidupnya.
            Jingga menggambarkan warna yang feminim. Huh, tapi feminim itu bukan dia. Pakai rok, itu dia paling anti. Jingga menggambarkan hatinya yang ramah, ringan tangan, suka tersenyum, membuat orang cemberut menjadi tersenyum, membuat orang tersenyum menjadi tertawa, dan juga sosialnya yang sangat tinggi.
            Kuning warna pesonanya yang ceria, senyum yang tak pernah lepas dari bibir merahnya, bersifat jail, suka menjailiku, Reno sepupuku, terutama Kak Radit.
            Hijau warna yang menyegarkan, membuat hati menjadi tenang saat melihat wajahnya yang manis sedang tersenyum.
            Biru, perempuan yang penuh dengan impian yang bertekad ia capai. Cewek aneh yang suka bicara sendiri sebelum dia tidur.
            Nila, warna yang menggambarkan dirinya sangat penyayang, penyuka anak kecil, dan berkepriadian yang hangat.
            Ungu, bukan warna yang menggambarkan kesombongan keangkuhan atau segalanya yang buruk, tapi pesonanya yang elegan, termasuk memilih cowok dalam hidupnya. Selama 19 tahun dia hidup hanya satu kali dia jatuh cinta.
            Dan saat dia jatuh cintalah, cahaya pesona pelangi itu ditutupi oleh kabut. Hingga semua orang merasa kehilangan dirinya yang dulu, semua orang rindu dengan dirinya yang dulu termasuk aku, saudara laki-laki yang dua menit 55 detik lahir lebih dulu darinya.

...

            ”Boleh gw coba ?” Satria berkata dengan yakin.
            ”Coba ? coba apa ? jangan bilang lo mau..”
            “Mulai besok gw yang nganter jemput si Dera, oke Do, thanks” dia berjalan menuju parkiran meninggalku dan Reno yang masih tak percaya dengan perkataannya.
           
...

            Hay..my heart (dia tersenyum) aku sayang banget sama kamu (dia teteskan airmata) enggak terasa udah hampir tiga tahun aku ninggalin kamu, keluargaku, dan dunia yang indah ini (airmatanya turun semakin deras) aku tahu kamu enggak bisa ngelupain aku, karena aku terlalu tampan untuk dilupakan (dia tersenyum dalam tangisan) aku juga enggak bisa ngelupain kamu, walaupun banyak bidadari yang mengelilingiku disini (dia kembali tersenyum) apa kamu sekarang sedang menangis ? karena kamu sudah membanjiri surga. Sudahlah, hapus airmatamu (dia menghapusnya) anak pinter. Surat yang aku kirim lewat postman from heaven ini adalah surat yang terakhir yang kutulis buat kamu. Sebenarnya aku pingin nulis ini buat kamu, tapi aku enggak bisa, maaf (airmatanya turun semakin deras, sedikit tak tega melihatnya) Dera yang selalu aku sayang, aku yakin hari ini kamu pasti nemuin penggantiku di hatimu walau tak sepenuhnya. This is last message for you "keep your smile and open your heart to another heart" I love you my lovely forever.

Itulah surat yang kutulis secara diam diam untuk Dera. Surat itu dia anggap benar benar dari Vino yang sudah meninggal. Hanya itu yang bisa kuperbuat hanya untuk melihat senyuman kecil yang keluar dari bibirnya saat membaca surat surat yang telah kubuat.


“Der, Dera, ada disini, gw nyariin lo dari tadi, lo mau kuliah kan ? udah siap ? gw enggak bisa nganter lo kekampus, soalnya banyak banget tugas gw. Reno sama Kak Radit juga enggak bisa. Lo berangkat sama temen gw aja ya. Lo udah siapkan ?” kuberpura-pura mencarinya, padahal dari tadi aku melihatnya membaca surat yang kutulis dari jendela. Mata indahnya yang baru saja kulihat, membengkak lagi.
“Udah,” jawabnya singkat, melewatiku yang berada di depan pintu tanpa melihat wajahku, kepalanya hanya menunduk.


Mulai dari hari itulah aku memberi kesempatan kepada Satria untuk mencoba, mencoba mengembalikan cahaya pelangi yang ditutupi oleh kabut. Hari demi hari dia terus mencoba dan mencoba walau Dera tak pernah mendengarkan, menjawab pertanyaan, apalagi melihat Satria.
Huh, aku tahu ini pasti terjadi. Mungkin Satria sudah tak tahan lagi diperlakukan olehnya seperti itu. Aku yang melihatnya saja sudah tak tahan, kasian pada sahabatku ini.
”Der, kenapa lo enggak pernah hargain perasaan gw ! paling enggak hargain dikit gw dengan dengerin gw ngomong ! apa hati lo juga mati ! sama kaya Vino !” kalimat terakhir Satria membuat Dera bereaksi
”Diem !” Dera menampar Satria, ”jangan sangkutin dia !” Dera melangkah pergi menjauh dari tempat Satria berpijak.
"Keep your smile and open your heart to another heart,” langkah Dera terhenti mendengar kalimat yang diucapkan oleh Satria, Dera menatap Satria, “semua orang kangen sama lo yang dulu, lo yang ceria, lo yang jail sama Aldo, Reno, Kak Radit. Sekarang gw yakin Vino pasti sedih banget kalo liat lo yang sekarang. Dia pingin lo ngebuka hati lo buat orang lain kan ! Der, gw cinta sama lo. Memang, Vino belahan jiwa lo, tapi gw berusaha untuk jadi cinta sejati lo,” Satria melanjutkan kalimatnya yang sangat mengena di hati Dera, Dera menangis, kakinya lemas untuk menopang badannya, Satria dengan hangat memeluknya dari belakang.

...

”Kenalin nama gw Satria Dinanta Putra, panggil aja Satria. Gw adalah cinta sejatinya Dera, dan lo belahan jiwanya Dera. Saingan dong kita, hehehe... . Lo hebat banget  bisa bikin Dera segitu cintanya sama lo, salut deh sama lo. Vin, gw janji, gw enggak bakalan buat dia nangis. Kalo gw ngelanggar hantuin aja gw seumur hidup, oke Bro,” Kita mendatangi tempat peristirahatan terakhir Vino, mengenalkan Satria yang sekarang menjadi cinta sejati Dera.
Maaf Der, aku udah bohongin kamu selama ini. Maaf, aku tak bisa berkata untuk mengakui surat itu bukan dari Vino tapi aku. Aku yakin Vino setuju denganku membuatmu kembali tersenyum dan kembali seperti dulu, seperti dulu yang memancarkan warna MEJIKUHIBINIU.

........................................................................................................................................
Yang Yo Seob (B2ST) as Aldo


Choi Min Ho (SHINee) as Satria

Cho Jino (SM The Ballad / M1) as Vino

Lee TaeMin (SHINee) as Reno

Onew (SHINee) as Kak Radit


ini cerpen pertamaku...